Sabtu, 03 September 2016

SEJARAH


Museum Siwalima

Di museum ini banyak sekali pengetahuan yang dapat diperoleh karena ODTW ini memiliki koleksi benda-benda peninggalan sejarah, rumah adat dan pakaian adat Maluku. Wisatawan dapat memperoleh pengetahuan mengenai kehidupan masyarakat Maluku sejak jaman dulu, pakaian-pakaian yang dikenakan, misalnya pakaian yang dikenakan oleh masyarakat Maluku Utara banyak dipengaruhi oleh Arab, sedangkan di Maluku Tengah banyak dipengaruhi oleh Portugis, rumah-rumah adat Maluku serta adat istiadat yang berlaku di Maluku, misal budaya penyerahan kepala manusia sebagai mas kawin dalam suatu pernikahan. Wisatawan yang berkunjung berasal dari masyarakat lokal terutama anak-anak sekolah. Namun ada juga wisatawan mancanegara terutama untuk negara-negara yang memiliki keterkaitan sejarah yang kuat seperti Belanda dan negara-negara Eropa lainnya juga Amerika.
  

Tugu Doland dan Makam Australia



Tugu Doland terletak di Kelurahan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe. Letak tugu ini di samping jalan Dr. Kayadoe yang menurut saksi sejarah lokasi ini adalah lokasi tentara Australia bernama Doland tertembak dan gugur dalam pertempuran melawan tentara Jepang tahun 1942. Tentara Jepang melarang rakyat untuk menguburkan mayat serdadu Australia ini, namun pada malam hari seorang pemuda Ambon mencuri mayatnya dan menguburkan mayatnya di bawah sebuah pohon gandaria, yakni tepat dimana monumennya kini berada. Oleh sebab itu setiap tahun pada bulan April, para veteran perang dunia asal Australia datang mengunjungi Tugu Doland di Kudamati dan Taman Makam Australia di Tantui.
 

Tugu Martha Christina Tiahahu

Objek wisata Monumen Perjuangan Christina Marta Tiahahu berlokasi di Kelurahan Karang Panjang, Kecamatan Sirimau. Monumen ini menceritakan perjuangan seorang gadis muda bernama Martha Christina Tiahahu yang pada usia 17 tahun ia mendampingi ayahnya Kapitan Paulus Tiahahu berjuang melawan penjajahan Belanda pada tahun 1817. Dia memimpin rakyat Nusalaut dalam pemberontakan Pattimura untuk membebaskan rakyat Maluku dari tekanan kolonialisme. Namun dalam usaha pemberontakan itu ayahnya ditangkap dan dieksekusi mati sedangkan Martha Tiahahu ditangkap dan dibawa ke Jawa untuk dijadikan sebagai budak di perkebunan teh. Dalam pelayaran ia meninggal dan mayatnya di buang ke Laut Banda pada bulan Januari 1818. Selain mengenang sejarah perjuangan pejuang nasional wanita Indonesia, di lokasi ODTW ini wisatawan dapat menikmati pemandangan alam Teluk Ambon dan Kota Ambon terutama matahari terbenam di senja hari.



Makam Josep Kam



Gereja Joseph Kam merupakan salah satu gereja besar di Kota Ambon dengan bentuk arsitektur modern yang menarik. Letak gereja ini di kawasan kota yang biasanya disebut kawasan Belakang Soya. Di belakang gereja tersebut terdapat makam Joseph kam, pendeta yang terkenal di Kota Ambon.

      Tugu Trikora 


Tugu Trikora berada di Pusat Kota Ambon yaitu di Kelurahan Ahusen merupakan tugu untuk memperingati keberhasilan negara Indonesia dalam merebut kembali Irian Barat dari pihak Belanda. Tugu ini dibangun pada tahun 1962. Aksesibilitas menuju Tugu Trikora ini tergolong baik karena adanya moda transportasi berupa angkutan kota yang ditunjang dengan kondisi jalan hotmix dan letaknya yang strategis karena berada di dalam kota. Pengelolaan ODTW ini dikelola oleh Pemerintah Kota Ambon.

Pattimura Park dan Gong Perdamaian Dunia


Monumen ini dikenal dengan nama Tugu Pattimura yang sekarang menjadi Pattimura Park di pusat Kota Ambon. Monumen ini dibangun untuk mengenang sejarah perjuangan Pattimura sebagai pahlawan nasional dalam melawan kolonial Belanda, dimana sejarah Monumen Perjuangan di mulai pada saat seorang mantan sersan mayor tentara Inggris yang bernama Thomas Matulessy memimpin masyarakat Kota Ambon, Lease dan Seram untuk melakukan pemberontakan melawan penjajahan Belanda pada tahun 1817. Dia dan kawan-kawannya menyerang dan menduduki Benteng Duurstede di Pulau Saparua. Pattimura Park saat ini telah menjadi lokasi yang sangat ramai dikunjungi penduduk Kota Ambon dan wisatawan. Tempat ini juga dijadikan tempat berolahraga dan seni, dimana berlangsung berbagai festival musik di sini termasuk festival bertaraf internasional. Pattimura Park berdekatan dengan Lapangan Merdeka dan keduanya menjadi satu kesatuan untuk berbagai kegiatan lokal maupun internasional. Gong Perdamaian Dunia (World Peace Gong) terletak di sisi utara Lapangan Merdeka, diresmikan pada tanggal 25 Nopember 2009 oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus memperingati Hari Perdamaian Dunia. Di dalamnya terdapat bendera-bendera dari 35 negara yaitu China, India, Laos, Mozambique, Hungaria, Mesir, Iran, Canada, Belanda, Finlandia, Venezuela, Maroko, Korea Selatan, Korea Utara, Malaysia, Thailand, Philipina, Indonesia, Singapura, Vietnam, Jepang, Bosnia, Suriname, Jerman, Austria, Afrika Selatan, Papua New Guinea, Amerika Serikat, Australia, Kuba, Kroasia, Rusia, Aljazair, Polandia, Ukraina.


Benteng Victoria

Benteng Victoria merupakan salah satu ODTW buatan yang berlokasi di Kelurahan Uritetu. Sejarah Benteng Victoria ini tercipta pada saat bangsa Portugis membangun sebuah benteng kayu pada tahun 1575 dalam rangka mengamankan posisi mereka di Kota Ambon. Pembangunan benteng selesai pada tahun 1588 dan kemudian diberi nama Nuestra Senhora da Anunciada. Sekutu Portugis yang beragama Kristen datang dan menetap di sekitar benteng yang pada waktu itu disebut Cita Del Amboina. Namun pada tahun 1605 Belanda menduduki benteng tersebut dan di beri nama Fort Nieuw Victoria yang sekarang dikenal dengan nama Benteng Victoria.


Monumen Santo Franciscus Xaverius
Gereja ini termasuk gereja tua yang berlokasi di Jalan Raya Pattimura pusat Kota Ambon. Pada gereja tersebut terdapat patung yang terkenal yaitu Patung Santo Fransiscus Xaverius. Selain itu arsitektur gereja tergolong unik dengan hiasan patung-patung yang artistik bergaya Romawi. Gereja yang nampak sekarang adalah hasil renovasi dengan tetap mempertahankan falsafah arsitekturnya. Wisatawan dapat mengunjungi gereja ini dengan mudah karena letaknya di pusat kota.


Gereja Tua Hutumuri
Gereja Hutumuri merupakan gereja tua yang berada di Negeri Hutumuri. Lokasi Negeri yang sangat tenang serta berada di pinggir pantai menjadikan gereja dengan arsitektur yang unik (antik) serta sederhana daya tarik bagi para wisatawan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar