Di museum ini banyak sekali
pengetahuan yang dapat diperoleh karena ODTW ini memiliki koleksi benda-benda
peninggalan sejarah, rumah adat dan pakaian adat Maluku. Wisatawan dapat
memperoleh pengetahuan mengenai kehidupan masyarakat Maluku sejak jaman dulu,
pakaian-pakaian yang dikenakan, misalnya pakaian yang dikenakan oleh masyarakat
Maluku Utara banyak dipengaruhi oleh Arab, sedangkan di Maluku Tengah banyak
dipengaruhi oleh Portugis, rumah-rumah adat Maluku serta adat istiadat yang
berlaku di Maluku, misal budaya penyerahan kepala manusia sebagai mas kawin
dalam suatu pernikahan. Wisatawan yang berkunjung berasal dari masyarakat lokal
terutama anak-anak sekolah. Namun ada juga wisatawan mancanegara terutama untuk
negara-negara yang memiliki keterkaitan sejarah yang kuat seperti Belanda dan
negara-negara Eropa lainnya juga Amerika.
Tugu Doland dan Makam Australia
Tugu Doland terletak di Kelurahan
Kudamati, Kecamatan Nusaniwe. Letak tugu ini di samping jalan Dr. Kayadoe yang
menurut saksi sejarah lokasi ini adalah lokasi tentara Australia bernama Doland
tertembak dan gugur dalam pertempuran melawan tentara Jepang tahun 1942.
Tentara Jepang melarang rakyat untuk menguburkan mayat serdadu Australia ini,
namun pada malam hari seorang pemuda Ambon mencuri mayatnya dan menguburkan
mayatnya di bawah sebuah pohon gandaria, yakni tepat dimana monumennya kini
berada. Oleh sebab itu setiap tahun pada bulan April, para veteran perang dunia
asal Australia datang mengunjungi Tugu Doland di Kudamati dan Taman Makam
Australia di Tantui.
Tugu Martha Christina Tiahahu
Objek wisata Monumen Perjuangan
Christina Marta Tiahahu berlokasi di Kelurahan Karang Panjang, Kecamatan
Sirimau. Monumen ini menceritakan perjuangan seorang gadis muda bernama Martha
Christina Tiahahu yang pada usia 17 tahun ia mendampingi ayahnya Kapitan Paulus
Tiahahu berjuang melawan penjajahan Belanda pada tahun 1817. Dia memimpin
rakyat Nusalaut dalam pemberontakan Pattimura untuk membebaskan rakyat Maluku
dari tekanan kolonialisme. Namun dalam usaha pemberontakan itu ayahnya
ditangkap dan dieksekusi mati sedangkan Martha Tiahahu ditangkap dan dibawa ke
Jawa untuk dijadikan sebagai budak di perkebunan teh. Dalam pelayaran ia
meninggal dan mayatnya di buang ke Laut Banda pada bulan Januari 1818. Selain
mengenang sejarah perjuangan pejuang nasional wanita Indonesia, di lokasi ODTW
ini wisatawan dapat menikmati pemandangan alam Teluk Ambon dan Kota Ambon
terutama matahari terbenam di senja hari.
Gereja Joseph Kam merupakan salah
satu gereja besar di Kota Ambon dengan bentuk arsitektur modern yang menarik.
Letak gereja ini di kawasan kota yang biasanya disebut kawasan Belakang Soya.
Di belakang gereja tersebut terdapat makam Joseph kam, pendeta yang terkenal di
Kota Ambon.
Tugu Trikora berada di Pusat Kota
Ambon yaitu di Kelurahan Ahusen merupakan tugu untuk memperingati keberhasilan
negara Indonesia dalam merebut kembali Irian Barat dari pihak Belanda. Tugu ini
dibangun pada tahun 1962. Aksesibilitas menuju Tugu Trikora ini tergolong baik
karena adanya moda transportasi berupa angkutan kota yang ditunjang dengan
kondisi jalan hotmix dan letaknya yang strategis karena berada di dalam kota.
Pengelolaan ODTW ini dikelola oleh Pemerintah Kota Ambon.
Pattimura Park dan Gong Perdamaian Dunia
Monumen ini dikenal dengan nama
Tugu Pattimura yang sekarang menjadi Pattimura Park di pusat Kota Ambon.
Monumen ini dibangun untuk mengenang sejarah perjuangan Pattimura sebagai
pahlawan nasional dalam melawan kolonial Belanda, dimana sejarah Monumen
Perjuangan di mulai pada saat seorang mantan sersan mayor tentara Inggris yang
bernama Thomas Matulessy memimpin masyarakat Kota Ambon, Lease dan Seram untuk
melakukan pemberontakan melawan penjajahan Belanda pada tahun 1817. Dia dan
kawan-kawannya menyerang dan menduduki Benteng Duurstede di Pulau Saparua.
Pattimura Park saat ini telah menjadi lokasi yang sangat ramai dikunjungi
penduduk Kota Ambon dan wisatawan. Tempat ini juga dijadikan tempat berolahraga
dan seni, dimana berlangsung berbagai festival musik di sini termasuk festival
bertaraf internasional. Pattimura Park berdekatan dengan Lapangan Merdeka dan
keduanya menjadi satu kesatuan untuk berbagai kegiatan lokal maupun
internasional. Gong Perdamaian Dunia (World Peace Gong) terletak di sisi
utara Lapangan Merdeka, diresmikan pada tanggal 25 Nopember 2009 oleh Presiden
RI, Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus memperingati Hari Perdamaian Dunia. Di
dalamnya terdapat bendera-bendera dari 35 negara yaitu China, India, Laos,
Mozambique, Hungaria, Mesir, Iran, Canada, Belanda, Finlandia, Venezuela,
Maroko, Korea Selatan, Korea Utara, Malaysia, Thailand, Philipina, Indonesia,
Singapura, Vietnam, Jepang, Bosnia, Suriname, Jerman, Austria, Afrika Selatan,
Papua New Guinea, Amerika Serikat, Australia, Kuba, Kroasia, Rusia, Aljazair,
Polandia, Ukraina.
Benteng Victoria merupakan salah
satu ODTW buatan yang berlokasi di Kelurahan Uritetu. Sejarah Benteng Victoria
ini tercipta pada saat bangsa Portugis membangun sebuah benteng kayu pada tahun
1575 dalam rangka mengamankan posisi mereka di Kota Ambon. Pembangunan benteng
selesai pada tahun 1588 dan kemudian diberi nama Nuestra Senhora da
Anunciada. Sekutu Portugis yang beragama Kristen datang dan menetap di
sekitar benteng yang pada waktu itu disebut Cita Del Amboina. Namun pada
tahun 1605 Belanda menduduki benteng tersebut dan di beri nama Fort Nieuw
Victoria yang sekarang dikenal dengan nama Benteng Victoria.
Monumen Santo Franciscus Xaverius
Gereja ini termasuk gereja tua
yang berlokasi di Jalan Raya Pattimura pusat Kota Ambon. Pada gereja tersebut
terdapat patung yang terkenal yaitu Patung Santo Fransiscus Xaverius. Selain
itu arsitektur gereja tergolong unik dengan hiasan patung-patung yang artistik
bergaya Romawi. Gereja yang nampak sekarang adalah hasil renovasi dengan tetap
mempertahankan falsafah arsitekturnya. Wisatawan dapat mengunjungi gereja ini
dengan mudah karena letaknya di pusat kota.
Gereja Tua Hutumuri
Gereja Hutumuri merupakan gereja
tua yang berada di Negeri Hutumuri. Lokasi Negeri yang sangat tenang serta
berada di pinggir pantai menjadikan gereja dengan arsitektur yang unik (antik)
serta sederhana daya tarik bagi para wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar